harapan (?)
matanya kosong
hingar bingar ibu kota bernilai nol besar
setiap sudut keramaian, cuma jadi pajangan berbunyi ketika tertiup angin
sentuhanya kini dingin
kaku, terfosilasi dalam retakan tanah yang entah marah, kecewa, atau rindu?
pikiranya hilang
terjerembab beban berat, tenggelam dalam palung terdalam
begitu gelap, tidak ada aksara yang terbaca
isyaratnya tidak bisa tersampaikan
lalu harus apa?
mungkin, terlalu banyak tanya terpendam
terlalu banyak ketakutan, terselimuti takut kehilangan
senyumnya sirna
terganti dahi yang mengernyit, berfikir, dalam
entah apa yang difikirkan
tapi yang jelas, ada tangan-tangan hitam berkecamuk
menutup harap yang sebenarnya selalu ada
"apa masih pantas berharap?" pikirnya
"tentu masih" kata suara lain
dialog sunyi yang akhirnya tidak pernah bisa terjamah
akhirnya tidak bisa diraba
cuma bisa diusahakan, dalam kesanggupan
titik terangnya cuma ada dalam harap yang tersebut dalam doa
-RFS-
Comments
Post a Comment