Kemiskinan vs Reproduksi

Tau Kamga? Salah satu anggota grup vokal Tangga?
Bentar, sabar, jangan langsung mikir loh apa-apaan nih? kenapa judulnya Kemiskinan vs Reproduksi terus kenapa prolog nya jadi penyanyi? Gue dulu adalah salah satu orang yang ngga tau kalo Kamga nulis blog juga, setelah gue tau dan gue baca.... Wow! beyond my expectation! Kalo di tv gue liat dia sebagai cowo yang dikerumunin banyak fans perempuan, (harus) tebar senyum, dan dimintain tanda tangan tapi di blog nya beda banget. In his blog, he is very smart! Bahasa tulisanya menurut gue cerdas, fresh, dan berisi. Iya, postingan ini memang bukan gue yang bikin. Gue dapet dari tumblr kamga. Buat gue ini agak nyeleneh tapi nyentil dan bener kejadian di kehidupan sehari-hari, jadi monggo dibaca aja

Monolog : kemiskinan vs reproduksi

Gw peduli sama nasib orang orang kecil. Dan gw yakin kalau gw yang orangnya apatis kyk gini aja peduli, apalagi orang lain.Tapi gw ngerasa mereka seperti ga peduli sama nasibnya sendiri. Mereka bikin anak terus.

Mungkin sistem logika yang bekerja berbeda antara mereka dan gw. Klo gw susah, maka gw harus cari rejeki, dan rejeki berasal dari bekerja dan menabung. Sementara sistematika logika mereka mungkin berkata, kalau susah, maka harus cari rejeki, maka reproduksilah, karna banyak anak banyak rejeki.

Gw berpikir kenapa mereka anaknya banyak, dan ternyata jawabannya adalah rekreasi. Manusia perlu rekreasi, masalahnya, rekreasi perlu uang, dan org kecil gak punya ini. Rekreasi apa yang bisa bapak2 miskin dapatkan dengan gratis? Istri

Klo gw jadi pemerintah, subsidi yg gw kasih itu bukan bbm. Bukan pangan. Tapi tv. Kenapa? Karna sex biasanya malem2, dan tiap malem acara tv bagus

Suami ngajak istri sex, istrinya bilang

"Bentar pak, sinetron"

Istri ngajak suami sex, suaminya bilang

"Bentar bu, x factor"

Orang2 minta pemerintah untuk kampanye kondom ke kampung2

Kampanye kondom? Ke kampung? Kondom itu mahal. Mending buat beli nasi. Banyak kebutuhan mereka selain kondom. Rokok misalnya

"Pak, minta uang mau ke pasar"

"Ini bu bapak cuma ada segini, kurangin nasi nya seliter ya.. Sama nitip Sam Soe 2 ya"

Banyak orang menyalahkan mereka yang sudah gak punya banyak uang tp tetap merokok. Menurut gw gak bisa disalahkan sih. Sekali lagi, semua orang butuh rekreasi, dan rekreasi yang mereka mampu bayar ya cuma rokok. Gw yakin seorang ayah di kampung akan rela menukar rokok nya dengan tiket masuk Dufan untuk anak anaknya.

Yang jahat industri rokok. Tau kalau desa adalah salah satu pangsa pasar terbesarnya, gak peduli orang orang mampu beli aau nggak, iklan tempel nya ada di mana mana. Di setiap pengkolan kampung pasti ada iklan rokok. Gimana caranya mereka berhenti beli rokok kalau sugesti nya di mana mana. Iklan tv nya juga gak bantu, gunain gambar pedesaan sama sawah tapi modelnya pake orang kota badan kekar dan ganteng. Klo orang2 desa dijadiin model kan bagus. Tambahan pemasukan.

Gw nunggu banget ada iklan rokok dengan model petani berani pake jargon

"Hidup saya susah, dan berkat djarum super, makin susah!"